Biarkan orang lain menjalani kehidupan yang kecil, tetapi kamu
jangan.
Biarkan orang lain memperdebatkan soal-soal kecil, tetapi kamu jangan.
Biarlah orang lain menangisi kepedihan-kepedihan kecil, tetapi kamu jangan.
Biarlah orang lain menyerahkan masa depan mereka kepada orang lain, tetapi kamu jangan.
Kedua mata Zahrana berkaca-kaca membaca pesan itu. Ia teringat saat ia menuliskan kalimat itu di lembar biodata yang akan dijadikan album kenangan.
“Dari mana kau dapat kalimat bagus itu Rana. Kau sendiri yang buat atau kau memetik dari kalimat orang lain?”
“Itu aku petik dari kalimat Jim Rohn.” Lirih Zahrana.
Biarkan orang lain memperdebatkan soal-soal kecil, tetapi kamu jangan.
Biarlah orang lain menangisi kepedihan-kepedihan kecil, tetapi kamu jangan.
Biarlah orang lain menyerahkan masa depan mereka kepada orang lain, tetapi kamu jangan.
Kedua mata Zahrana berkaca-kaca membaca pesan itu. Ia teringat saat ia menuliskan kalimat itu di lembar biodata yang akan dijadikan album kenangan.
“Dari mana kau dapat kalimat bagus itu Rana. Kau sendiri yang buat atau kau memetik dari kalimat orang lain?”
“Itu aku petik dari kalimat Jim Rohn.” Lirih Zahrana.
–Petikan cerita dalam novel “Cinta Suci Zahrana”
“Zahrana adalah seorang penulis yang aktif menulis sehingga,
keaktifannya mengantarkannya kuliah di beijing, banyak mendapatkan
penghargaan. Namun kandas oleh keinginan orang tuanya. Saking sibuknya
mencari ilmu, 34 tahun belum juga menikah. Sampai disinilah terjadi
konflik dengan ibunya.Apakah sampai umur itu Dia mendapat seorang lelaki
pemimpin rumah tangganya ? kalau mau tahu, baca novelnya ?” begitu kata
kang abik dalam bedal novel ini.
“Anda memikirkan ilmu sesaat lebih utama dari sholat dua rakaat”
(Imam Syafii) begitu pesan kang abik. Kang abik juga berpesan, dengan
sabda yang telah diajarkan rasulullah saw, “Barangsiapa yang menempuh
suatu jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan mudahkan jalan baginya
menuju surga” . Ada penghormatan yang luar biasa oleh Allah kepada orang
yang menuntut ilmu, sampai Allah mengajarkan Nabi Muhammad untuk berdoa
meminta tambahan ilmu, Rabbi zidnii ‘ilma “Yaa Allah tambahkanlah aku
ilmu !” Begitu pesan kang abik.
Habiburrahman el-Shirazy (lahir di Semarang, Jawa Tengah, 30
September 1976; umur 33 tahun) adalah sarjana Universitas Al-Azhar,
Kairo, Mesir dikenal sebagai dai, novelis, dan penyair. Karya-karyanya
banyak diminati tak hanya di Indonesia, tapi juga negara-negara
tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Brunei. Karya-karya fiksinya
dinilai dapat membangun jiwa dan menumbuhkan semangat berprestasi
pembaca.
Beberapa karya populer yang telah terbit antara lain, Ketika Cinta
Berbuah Surga (MQS Publishing, 2005), Pudarnya Pesona Cleopatra
(Republika, 2005), Ayat-Ayat Cinta (Republika-Basmala, 2004), Diatas
Sajadah Cinta (telah disinetronkan Trans TV, 2004), Ketika Cinta
Bertasbih 1 (Republika-Basmala, 2007), Ketika Cinta Bertasbih 2
(Republika-Basmala, 2007) dan Dalam Mihrab Cinta (Republika-Basmala,
2007). Kini sedang merampungkan Langit Makkah Berwarna Merah, Bidadari
Bermata Bening, Bulan Madu di Yerussalem, dan Dari Sujud ke Sujud
(kelanjutan dari Ketika Cinta Bertasbih)
Dalam bedah novel tersebut tidak jauh beda dengan ketika Ayat-ayat
Cinta diluncurkan, disitu romantisme percintaan 2 sejoli dengan
bumbu-bumbu konflik sangat menarik. Tidak tertutup kemungkinan
Habiburrahman El Shirazy akan mengangkat Novel Cinta Suci Zahranadi
layar lebar menyusul sukses karangan Habiburrahman di pasaran dengan
segmen remaja. Sangat tepat bedah novel ini diadakan dilingkungan kampus
seperti di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini, karena tentu
produser atau penerbit buku melihat dari sisi market lebih mengena.
(blog.umy.ac.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar